Bukan hanya dermawan, Shuhaib bin Sinan juga termasuk di antara para
sahabat yang cukup banyak meriwayatkan hadis. Ditambah lagi, ia terkenal
sebagai orang yang mencatat dengan baik bagaimana sifat shalat Nabi
SAW. Kepiawaiannya itu membuat Shuhaib masyhur sebagai seorang yang
disegani. Kawan dekatnya, Umar bin Khattab, pun memandang hormat kepada
Shuhaib bin Sinan.
Hal ini dibuktikan kelak ketika Umar menjadi khalifah kedua.
Jauh-jauh hari, Khalifah Umar telah berpesan kepada orang-orang
terdekatnya, Jika terjadi sesuatu pada diri saya, maka hendaknya yang
shalat mengimami kalian adalah Shuhaib bin Sinan, selama tiga malam.
Lalu, sepakatilah oleh kalian tentang perkara kalian ini. Maka
barangsiapa di antara kalian terpilih sebagai pemimpin tanpa
permusyawaratan dari kaum Muslim, maka penggal orang yang terpilih itu.
Ucapan Khalifah Umar seperti memprediksi kejadian buruk yang bakal
menimpanya kemudian. Sebab, Amirul mu'minin itu ditusuk dari belakang
oleh seorang Majusi ketika sedang mengimami shalat Subuh berjamaah.
Dalam kondisi gawat itu, Shuhaib bin Sinan tampil sebagai imam
pengganti, sebagaimana amanat sang khalifah. Shuhaib terus menjadi imam
shalat berjamaah hingga kaum Muslim bersepakat mengenai pengganti Umar
bin Khattab di tampuk kekhilafahan.
Shuhaib bin Sinan memang hidup lebih lama dibandingkan sahabatnya
tersebut. Shuhaib wafat di usia 70 tahun, di Madinah pada 38 Hijriyah.
Sebelumnya, almarhum sempat mengalami sakit keras.
Seluruh warga Madinah
berdukacita karena kepergian salah seorang tokoh Muslim Muhajirin
tersebut.
REPUBLIKA
Baca juga:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar