Ia adalah khalifah pertama yang memerangi orang-orang yang enggan membayar zakat. Namun, tidak banyak yang tahu siapa sebenarnya nama Abu Bakar itu.
Dalam kebiasaan orang-orang Arab, mereka memulai namanya dengan kun-yah (julukan) yang disandarkan kepada anak pertama atau anak laki-laki yang pertama.
Misalkan, jika anak pertama adalah Aisyah, biasaya seseorang dijuluki Abu Aisyah (bapaknya Aisyah) atau Ummu Aisyah (ibunya Aisyah). Jika anak kedua adalah laki-laki, sebutlah namanya Hamid, maka kedua suami istri dijuluki Abu Hamid dan Ummu Hamid.
Kita kembali kepada tokoh Islam yang kita bahas sekarang yakni Abu Bakar. Abu Bakar, secara bahasa artinya ayahnya Bakar. Apakah di antara anaknya ada yang bernama Bakar?
Para putranya bernama Abdullah, Abdurrahman, dan Muhammad, sementara yang putri adalah Aisyah ummul mukminin, Asma` si pemilik dua ikat pinggang, dan Ummu Kultsum yang lahir beberapa saat setelah Abu Bakar wafat.
Tidak ada yang bernama Bakar. Lalu Bakar anak siapa? Kita kembali kepada kebiasaan orang Arab juga. Seseorang boleh dijuluki dengan selain nama anaknya.
Hal ini disebutkan dalam kitab Tuhfah Al-Maulud, yang dikarang oleh Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah, yang mana dia mengatakan,
“Seseorang yang sudah punya anak boleh menjuluki namanya dengan selain nama anaknya.
Abu Bakar tidak mempunyai anak bernama Bakar, Abu Hafsh Umar juga tidak mempunyai anak bernama Hafsh, Abu Dzar Ibnul Mundzir tidak punya anak bernama Dzar, Abu Sulaiman Khalid pun juga tidak punya anak bernama Sulaiman, begitu pula halnya dengan Abu Salamah.
Masih banyak contoh lainnya dalam sejarah. Jadi, seseorang tidak mesti diberi kun-yah dengan nama anaknya.”
[Abu Syafiq/BersamaDakwah]